Kisah Bijaksana Kakek dan Pencuri. Disebuah desa, tinggalah seorang lelaki tua bersama isterinya. Anak-anak yang telah besar dan menikah memilih ikut suami dan mengadu untung di kota.
Baca juga: ketika-mereka-menangis-untuk-sebiji kurma
Disuasana yang begitu sepi dan sarat kerinduan kepada buah hatinya, sang kakek menanam sebatang pohon pepaya tepat dihalaman depan berhadapan dengan jendela kamarnya.
Karena jika badan kakek lemas tak mampu keluar rumah, ia hanya perlu membuka jendela untuk melihat hijaunya pohon pepaya yang ia tanam itu.
Ia menanam pepaya itu bermaksud jika buahnya masak dan anak-anaknya pulang maka pepaya itu akan disuguhkan untuk mereka.
Setiap hari sang kakek merawat pohon pepaya itu dengan penuh cinta. Disiraminya, diberi pupuk, bahkan gulma yang tumbuh didekatnya semua dicabuti.
Ia tak ingin buah pepayanya nanti kekurangan zat-zat yang dibutuhkan karena dicuri gulma.
Berbulan menanti, akhirnya buah pepaya sang kakek mulai membesar dan tampak menguning. Ia begitu bahagia, walaupun pepayanya hanya ada dua buah saja. Sekiranya akan cukup jika ketiga cucunya nanti pulang.
Malam itu, karena kelelahan sang kakek tertidur pulas ditemani isteri tercintanya. Tampa sadar seorang datang dan mencuri buah pepayanya yang telah masak itu.
Ketika bangun pagi, usai beribadah subuh. Sang kakek biasa menikmati secangkir teh dihalaman rumahnya sambil melihat pepaya indahnya yang telah menguning itu.
Tapi aneh pagi itu pepayanya telah hilang satu, pepaya yang tersisa hanyalah satu. Sang kakek begitu sedih dan murung.
Melihat itu, istrinya bertanya.
" pak, kenapa bersedih? Kan cuma pepaya aja yg hilang. Lagipun itu satu. Masih ada sisanya." ucap sang istri.
" bukan begitu bu." jawab kakek.
" lalu, kenapa bapak bersedih?."
" bapak kasihan membayangkan bagaimana pencuri itu sangat berhati-hati saat mencuri pepaya kita. Ia harus mengendap-ngendap agat tidak ada yang melihat. Lalu iaharus memanjat pohon pepaya yang tumbuh tinggi itu. Sedangkan ibu tahu pohon pepaya itu dekat sekali dengan kamar kita. Tentu ia sangat bersusah payah untuk mendapatkannya."
" bapak..." sang istri terharu mendengar jawaban suaminya.
" akan bapak pinjamkan tangga kepada tetangga kita buk. Malam besok ia pasti akan mencuri satu buah pepaya yang tersisa itu. Bapak akan menaruh tangga dibawahnya agar ia tak kesusahan menjangkau pepaya itu."
sungguh mulia hati sang kakek. Seperti rencananya, ia meletakkan tangga dibawah pohon pepaya itu dan tertidur pulas dimalam harinya.
Ketika bangun pagi ia langsung melihat pepayanya. Aneh, kali ini pepayanya masih utuh tak lagi dicuri.
Keesokan harinya pula masih seperti kejadian yang sama. Kakek itu heran. Kenapa pencuri itu tak mau mengambil pepayanya lagi padahal tangga sudah disiapkan agar ia mudah meraih pepaya itu.
Seminggu berlalu, datanglah seorang tamu kerumah sang kakek. Dengan perasaan menyesal lelaki berbadan kekar yang menjadi tamu kakek itu mengakui bahwa ia telah mencuri pepaya kakek.
Ia meminta maaf dan mengembalikan pepaya si kakek.
" maafkan saya kek, saya yang telah mencuri pepaya kakek. Malam berikutnya saya berniat mencuri lagi, tapi ketika saya melihat ada tangga dibawahnya, darah saya berdesir. Malam selanjutnya saya mencoba lagi, tapi tangga itu masih ada disana. Saya mencobanya sampai satu minggu lamanya. Tapi tangga itu masih setia berada ditempatnya.
Saya menangis kek, saya tahu betapa mulianya seseorang yang telah saya rugikan. Saya malu sama diri saya sendiri." ucap sang pencuri penuh penyesalan.
" sudah lah anak muda, tidak apa-apa. Kakek sudah memaafkanmu. Barangkali kamu memang membutuhkan pepaya itu. Tapi caramu salah, mintalah secara baik-baik, pasti saya akan memberinya." jawab sang kakek.
" ini saya kembalikan pepaya kakek. Saya tahu ini bukan pepaya yang sama. Saya membelinya dua untuk menebus kesalahan saya. Mohon diterima agar hati saya merasa tenang." ucap pemuda itu penuh air mata.
Begitulah kebijaksanaan sang kakek yang membasmi pencuri dengan kebaikan. Berbeda dengan kebanyakan orang yang akan marah dan akan menangkap maling itu bagaimana pun caranya.
Adakah diantara kita memiliki hati semulia sang kakek.
Dibulan ramadhan ini, berbanyaklah berbagi dan bersilaturrahmi.
Baca juga: ketika-hati-berbicara-percayai-dirimu.
Semoga bermanfaat.
Terimakasih telah berkunjung.
0 Response to "Kisah Bijaksana Kakek dan Pencuri"
Post a Comment