Pantaskah engkau kusebut ayah rintihan penderita HIV


Pantaskah Engkau kusebut Ayah?
Rintihan penderita HIV

Seorang pemuda yang masih menduduki bangku SMA terjangkit virus mematikan no 1 di dunia ( HIV ). Muhammad Fikri itulah namanya. Tinggal disudut desa bersama nenek dan adik tirinya.


18 tahun yang lalu, dia dilahirkan dari keluarga sederhana. Ayahnya seorang kuli bangunan yang datang dari ibukota. Sedangkan ibunya hanya seorang gadis desa. Ketika menikahi ibunya, ayah Fikri telah berstatus duda. Sejak satu tahun kelahiran Fikri ayahnya meninggalkan ibu Fikri di desa dan kembali ke ibukota. 2 tahun dia menghilang, kemudian pulang dengan membawa seorang gadis kecil bernama Naila.

Dia menitipkan gadis kecil itu kepada ibu Fikri. Lalu pergi lagi meninggalkan mereka semua entah kemana. Ibu Fikri berjuang sendirian menghidupi Fikri dan Naila. Dia bekerja sebagai buruh cuci dari pintu ke pintu.

Belakangan diketahui, ayah Fikri adalah seorang bekas Mafia di ibukota. Lari dari hutang meninggalkan anak istrinya disana, lalu menikah dengan ibu Fikri di Desa. Naila adalah anak ayah Fikri dari istrinya di ibukota.
Ayah Fikri terlibat seks bebas dan narkoba di sana. Tanpa sepengetahun ibu fikri. Ayahnya telah terjangkit Hiv.

Sungguh malang, ibu Fikri pun tertular virus itu dan kemudian Fikripun ikut merasakan ganasnya virus yang mematikan. Saat Fikri berusia 13 tahun ibunya meninggal karna virus HIV nya telah berubah menjadi AIDS.

Sejak saat itu Fikri dikucilkan, ia hanya diterima oleh nenek dan Naila adik tirinya.
Semua masyarakat menjauhi Fikri.
Disekolah tak ada yang mau berteman dengannya.
Bahkan guru-gurunya takut untuk dekat dengan Fikri.
Sejak saat itu Fikri sangat bersedih. Ibunya tiada, ayahnya entah dimana, dan masyarakat menjauhinya.

    Baca juga: seorang ayah mengajarkan arti kehidupan.

Nenek Fikri yang telah renta tak sanggup mencari nafkah untuk membiayai cucunya. Terpaksa Fikrilah yang bekerja. Dia bekerja sebagai buruh pabrik penggilingan padi keliling.
Setiap pulang sekolah dengan giat Fikri bekerja banting tulang untuk menghidupi keluarganya.
Meskipun dia dan Naila bukanlah saudara kandung, namun dia begitu menyayangi Naila. Tak dibiarkannya Naila putus sekolah meski dia harus menanggung semua biayanya.

Terkadang disekolah, Fikri mengalami kejang-kejang. Hingga semua murid dan guru ketakutan. Fikri menangis ketika mendapati dirinya hanya dibiarkan sendirian diruangan tertutup. Semua menganggap Fikri monster. Walau rupanya tidak buruk, namun penyakitnya sangat menakutkan.

Fikri hanya mengandalkan BPJS untuk berobat. Seminggu sekali dia berobat ke Rumah Sakit Umum Daerah. Jujur saja Fikri terkadang mengeluh dan mulai membenci ayahnya.
Ayahnyalah yang telah menyebabkan semua ini, setelah apa yang dilakukan dimana tanggung jawabnya.
Lebih baik yatim daripada memiliki ayah namun tak bertanggung jawab.

Pantaskah engkau kusebut ayah?
Batin Fikri dengan air mata terurai. Sungguh kejam ayahnya. Tak memikirkan nasib Fikri yang telah ditularkan virus mematikan itu. Karenanya Fikri merasakan semua penderitaan ini, kehilangan ibunda tercinta, harus berkerja banting tulang hanya untuk sesuap nasi. Harus mengalami sakitnya sesak nafas dan kejang-kejang.
Fikri berharap ada seseorang yang mau mendengarkan keluh kesahnya, ingin dia menangis sekencang-kencangnya. Namun tak pernah ada orang baik yang mau disisinya.
Sungguh malang nasibnya.
Hanya Tuhan tempat mengadu terbaik. Fikri selalu mencurahkan semuanya di hadapan Allah.
Berharap Ayahnya mendapatkan petunjuk dan berhenti menularkan Virus mematikan itu kepada orang lain.


RENUNGAN:
virus HIV memang sangat berbahaya. Penderitanya dapat kehilangan berat badan seketika.
Namun ketahuilah bukan orangnya yang harus dijauhi, namun penyakitnya yang dihindari. Teruslah beri semangat dan support kepada penderita HIV. Karena penyemangat sangat dibutuhkan bagi mereka.

Seorang ayah yang seharusnya mengayomi dan melindungi putra putrinya. Seorang ayah yang akan mendidik dan menemani anak-anaknya, namun apa yang dilakukan Ayah fikri sungguh kejam.
Berhentilah mencari kesenangan diatas penderitaan orang lain.
Jadilah Ayah yang sepantasnya di sebut ayah.

Baca juga: karena tuhan menyayangiku.

Sekian kisah motivasi, kisah haru rintihan penderita HIV. Jika anda merasa kisah ini berguna. Maka bagikanlah.
Terimakasih atas perhatiaannya.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pantaskah engkau kusebut ayah rintihan penderita HIV"

Post a Comment