cerpen romantis sepasang remaja saling menerima kekurangan satu sama laen



                PENYEJUK MATA

Jam berdenting dengan indahnya, suara dentingan yang menghibur ditengah sunyinya malam. Sayup-sayup terdengar gumam seorang gadis disudut kamarnya.
Hera sigadis manis yang merindukan kekasihnya.
rifa

        Baca juga:cerpen-asmara-berawal-dari-buku-kamu

Semalaman suntuk Hera bergadang, menunggu kabar dari pujaan hati. Tak ada sms ataupun telpon darinya, itu membuat Hera sedikit kesal dan khawatir.

Keesokan harinya, Hera memutuskan pergi ke rumah Hadi, sahabat kekeasihnya.
Memang disanalah mereka biasa bertemu. Ferdi kekasihnya tak pernah jelas memberikan alamat.
Setiap kali ingin bertemu, maka rumah Hadilah tujuan mereka.

Hadi tidak tau sama sekali kemana Ferdi, dia menghubunginya, tak kunjung dijawab pula. Hera menjadi sedih, ada apa ini? Kenapa Ferdi menghilang? Sudah hampir seminggu tak ada kabar! Batin Hera.
Hadi mencoba menenangkannya.

Sebulan lamanya Ferdi hilang jejak, tak tahu kemana rimbanya.
 Disekolah dia tak ada, ditelpon tak ada jawaban, di sms tak ada balasan.
Hera yang dulu riang menjadi sangat pendiam. Dia sering sakit-sakitan. Ingin sekali dirinya bertemu Ferdi dan memeluknya. Sungguh dialah penyejuk mata Hera. Hera tak sanggup digantung Ferdi, dia terus menunggu dan berharap ada kepastian dari kekasihnya itu.
Bila memang harus berakhir, maka berilah tanda sebagai akhirnya. Bila memang dia pergi, ucapkanlah salam perpisahan.

Hera drop, dia pinsan dan dibawa ke RS. Badannya menjadi begitu kurus, kulitnya pucat. Ini akibat Hera begadang dan tak mau makan.
Keluarganya sering menasehati Hera, namun dia sama sekali tak menggubris itu. Dia sibuk dengan harapannya kepada Ferdi.

Seminggu setelah di rawat, Hera tak kunjung sembuh. Sakitnya malah bertambah. Dokter menyarankan Hera untuk pulang, istirahat dirumah dan temukan kembali semangat hidup, itulah obat paling mujarab untuk dirinya.

Hera benar- benar kehilangan kendali. Seperti orang gila dia terus membisu dan tak menghiraukan sekitar. Ibunya hanya bisa menangis, melihat keadaan putri bungsunya itu.
Putrinya yang dulu periang, telah hilang, diganti seorang gadis pendiam dan penyendiri.

Suatu Hari, saat Hera duduk sendiri di taman belakang rumahnya. Hadi datang dan mencoba menghibur Hera. Hera hanya tersenyum menyapa Hadi. Tak banyak menjawab pertanyaannya. Hadi berusaha membantu Hera, dia kasihan melihat keadaannya.
Hadi mencari dan terus menyusuri keberadaan Ferdi.

Setelah sebulan lamanya, Ferdi diketahui keberadaannya. Dia tengah menjalani perawatan kanker. Selama ini tak pernah memberitahu penyakit parahnya itu kepada Hera. Takut kekasihnya sedih, biarlah Hera menganggap Ferdi orang yang jahat, meninggalkannya tanpa sebab.

Hadi menceritakan keadaan Hera kepada Ferdi yang kesehatannya berangsur membaik. Ferdi sedih, dia tidak tahu, sampai segitunya Hera merindukan kehadirannya.
Ferdi janji akan menemui Hera. Untuk itu dia meminta Hadi membantunya, membuat kejutan untuk Hera.

Hadi bersedia membantu Ferdi, dia berusaha keras membawa Hera keluar malam itu. Hera enggan keluar rumah, namun dengan sedikit paksaan akhirnya dia mau.
Ferdi telah menunggunya dengan kejutan indah disebuah ruangan gelap.
Hera disuruh masuk keruangan itu. Pintunya ditutup. Kontan Hera menjerit, dia takut gelap.
Dari sudut ruangan muncullah seorang membawa lilin sebagai penerang. Hera tediam, dia takut sekaligus penasaran.
Orang itu membawa lilin dengan sangat hati-hati. Dia menuju sebuah meja saji yang sudah tertata indah. Dinyalakannyalah lilin lain yang ada di atas meja itu.

Hera terkejut, dia bisa melihat sosok Ferdi di keremangan nyala lilin. Dia menangis, terisak dan terus terjatuh.
Ferdi datang dan memeluk Hera. Mereka sama-sama menangis. Dan melepaskan rasa Rindu yang selama ini terpendam.
Hera memukul-mukul bahu Ferdi.
Kamu jahat, jahat. Kenapa tinggalin aku sendiri? Tanya Hera dengan tangis yang tak mampu dibendungnya.
Ferdi membawa Hera ke meja saji, dan menceritakan semuanya.
Hera semakin terisak. Tak menyangka kekasihnya menderita sama seperti dirinya selama ini.

Malam itu dilalui pasangan ini dengan suka cita. Mereka meluapkan rasa rindu yang mendalam. Dan berjanji untuk saling terbuka, jika harus terpisah, itu karena ajal bukan karena lainnya.

Semangat Hera kembali hadir, dia berangsur membaik setelah bertemu Ferdi.
Hera terus menyemangati Ferdi untuk giat berobat agar segera sembuh. Mereka akan menghadapi semua rintangan berdua.
Ferdi adalah peneyejuk mata hera, begitupun sebaliknya.

    Baca juga: dulu-kau-campakkan-setelah-aku-sukses.

Sekian cerpen romantis kisah asmara.
Semoga terhibur.
Klik share untuk membagikan.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "cerpen romantis sepasang remaja saling menerima kekurangan satu sama laen"

Post a Comment