Secangkir teh hangat dan sebungkus biskuit menemani Risha dipagi yang cerah. Aroma mawar semerbak mewangi, memenuhi relung hati yang tengah bersemi. Burung-burung yang berkicau bersahut-sahutan seakan menambah indahnya pagi itu. Risha sigadis cantik nan lugu. Sedang menikmati pagi yang sempurna di teras rumahnya.
Terbayang akan sosok pria yang kemarin mengajaknya bertemu. Rifki, pria manis yang selama ini disukai Risha secara diam-diam.
Mereka berdua adalah sepasang sahabat di masa kecil, bersama sejak SD sampai lulus SMA. Kemudian berpisah karena Risha harus pindah ke luar kota. Meskipun begitu, komunikasi antar keduanya tetap terjaga.
Risha yang sedang tebakar api asmara itu tampak tersenyum-senyum sendiri. Dia membayangkan betapa manisnya Rifki yang telah lama tak dilihatnya.
Mereka berdua memang sama-sama mencintai sejak lama, namun gensi menyeliputi kedua sejoli tersebut, sehingga tak ada yang berani mengutarakan perasaan meskipun tersiksa saat mengetahui salah satu dari mereka memiliki pasangan.
Risha telah berjanji pada dirinya sendiri, akan mengungkapkan perasaan yang sesungguhnya kepada Rifki saat bertemu malam nanti. Bayang bayangan Rifki selalu menhantui dirinya. Rasa tak sabar ingin cepat-cepat bertemu.
Malam pun tiba, Risha telah bersiap dengan gaun terbaiknya. Mereka janjian untuk makan malam di salah satu cafee ternama dikota itu.
Risha menunggu Rifki hampir 1 jam lamanya, hampir saja Risha putus asa dan kecewa.
Rifki datang 1 jam kemudian, dengan dibalut jaket kulit dan celana jeans. Risha tersenyum melihat Rifki.
Keduanya tampak begitu akrap.
Sejenak Risha termangu, Rifki memesankan sebuah cake untuknya. Saat Risha memakannya, terdapat cincin indah di dalam kue itu. Risha kebingungan.
Tampak Rifki tersenyum dan mengambilnya dari tangan Risha.
"Cincin ini untuk calon bidadariku, bagus nggak?" tanya Rifki membuyarkan lamunan Risha.
"oooo, bagus kok. Pasti cewek itu beruntung banget ki." jawab Risha dengan sedikit kecewa.
Jujur saja Risha langsung mengurungkan niatnya mengutarakan perasaan kepada Rifki. Rifki sudah memiliki calon bidadari, tak sepantasnya dia mengatakan perasaan yang selama ini dipendamnya.
Risha hendak ke kamar mandi, namun Rifki menahannya untuk duduk kembali. Rifki mencoba mencairkan suasana yang hampir canggung itu. Mungkin Rifki juga tahu bahwa Risha tidak nyaman dengan cincin yang dipegangnya itu.
"sha, coba liat tangan kamu!" pinta Rifki.
Risha menyodorkan tangannya dan memalingkan kepala kearah lain.
Rifki memasangkan cincin itu di jari manis Risha. Kontan Risha menarik tangannya.
"kamu apa-apaan sih ki?
Itukan cincin buat bidadari kamu, masa mau kamu pasang dijari aku?" tanya Risha dengan sedikit kesal.
Rifki tak peduli, dia tetap melanjutkan aksinya memasangkan cincin itu.
"wah, cantik banget sha. Cocok di jari kamu. Lihat deh!"
"apaan sih, lebih cocok di jari bidadari kamu lah." jawab Risha ingin melepaskan cincin itu. Rifki menahannya dan memegang tangan Risha.
"kok ngambek gitu sih non?, buat kamu aja deh cincinnya. Emang cocok banget kamu yang pakek, karena emang cincin itu aku beliin buat kamu."
"apa?" tanya Risha keheranan.
"iya, cincin ini buat kamu, calon bidadari aku itu, ya kamu.
Aku suka kamu sejak lama, masa kamu nggak peka juga. Aku cemburu dengar cerita kamu didekatin cowok lain. Dan sekarang aku udah ngikat kamu dengan cincin ini, jangan lari ataupun dekat sama yang lain yah.
Aku benar-benar sayang kamu." ucap Rifki dengan tulusnya.
Risha hanya bisa tersenyum bahagia sambil tersipu malu.
Dia hanya mengangguk tanda mengiyakan perintah Rifki.
Mereka menjalin hubungan meski bukan dalam ikatan pacaran. Saling menjaga dan menyayangi sampai nanti halal.
Cinta yang sempat tertunda bersemi kemudian.
Baca juga: dulu-kau-campakkan-setelah-aku-sukses.
Begitulah kisah asmara cinta yang tertunda bersemi kemudian. Semoga terhibur. Terimakasih telah berkunjung
0 Response to "Kisah asmara cinta yang tertunda bersemi kemudian "
Post a Comment