Kembalikan Separuhku Yang Kau Bawa Pergi. Langit kelam tanpa bintang-bintang. Begitupun aku tanpa dirimu. Sunyi terasa, seperti hampa tanpa udara.
Baca juga: kisah-asmara-sedih-hatiku-masih-milikmu.
Sudah beberapa malam awan gelap menyelimuti langit. Seakan langit pun merasa hangat dibalut awan hitam itu. Hanya mendung yang memenuhi angkasa, sesekali terlihat garis-garis petir dipenghujung malam, hujan tak kunjung datang.
Lelah aku menanti, kapankah hujan akan datang?. Mendung hanya menjadi pemberi harapan palsu. Harapku hujan datang dengan deras, agar aku bisa menari bebas dengan air mata berderai di antaranya tanpa ada yang tahu.
Aku, Rania Anastasya. Seorang gadis yang beranjak dewasa. Diumurku yang sudah menginjak 23 tahun, aku masih saja terselut api kekecewaan karena cinta.
Beberapa hari yang lalu, sebelum awan mendung menyelimuti angkasa. Aku mengalami satu tragedi yang sampai kini tak bisa kulupa. Tragedi yang telah membungkam mulutku, tragedi yang telah meruntuhkan kecongkakanku.
Seorang pria yang ku kenal baik, yang telah lama kusimpan perasaan cinta kepadanya. Yang ku anggap diapun merasakan hal yang sama. Ternyata hanya seorang pendusta yang tak bertanggung jawab.
Dia Heri Gunawan, sahabatku sejak kecil. Telah lama aku memendam cinta, perasaan yang sulit kuungkapkan walaupun dia selalu disisiku.
Diapun memberikan sinyal yang sama.
Bukan sekali dia memperlihatkan rasa cemburunya saat aku dekat dengan pria lain.
Hampir setiap saat dia berusaha melindungiku.
Dialah orang yang selalu berada dibelakangku untuk mendukungku.
Aku salah, aku menganggapnya juga cintaku. Sehingga kuputuskan pria yang dijodohkan ibu dan ayahku hanya demi dia.
Pria yang taat agama dan berwibawa tak mampu alihkan pandangan dan cintaku kepada Heri. Si pria ugal-ugalan yang lebih mirip anak jalanan itu.
Cinta memang buta, aku merasakannya sendiri. Aku tak sanggup melihat Heri menderita. Aku juga akan melakukan segalanya hanya untuk membuat Heri betah disisiku.
Hal yang kudapatkan adalah kecewa. Saat tragedi itu menimpaku.
Heri yang kupuja ternyata hanyalah si pemberi harapan palsu. Mendekatiku hanya karena keperluan bisnis orang tuanya.
Memang ayahku dan ayahnya rekan kerja yang menjalin kemitraan bersama.
Dia membuatku semakin terperosok kedalam lembah cintanya. Dan saat aku berada dititik terendah dia hadirkan semua kenyataan bahwa cintanya milik gadis lain yang tak lain adalah sepupuku sendiri.
Hancur? Iya memang hatiku hancur.
Aku tak percaya bahwa dua orang yang sangat kucinta ternyata menusukku dari belakang.
Sakit? Apalagi.
Aku tak bisa gambarkan bagaimana kecewanya diri ini akan perlakuan mereka berdua.
Heri tak pernah tau, separuhku sudah berada padanya. Aku merasa kosong tanpa kehadirannya. Dan sepupuku itu. Dia tahu segalanya, dia tahu aku mencintai Heri. Dia tahu selama ini Herilah yang menjadi bahan curhatanku kepada dirinya. Bahkan dia tahu aku siap berikan seluruh hidupku untuk Heri.
Kenapa dia tega?
Karena Harta?
Itulah jawabannya.
Mereka mempermainkan aku dalam urusan politik.
Mereka jadikan aku kelinci percobaan untuk masalah cinta.
Aku tak berharap banyak, kekecawaan ini memang tak sanggup lagi ku utarakan dengan apapun. Pintaku kembalikan saja, separuhku yang telah pergi itu.
Agar aku bisa kembali normal dan tak menunggu hujan datang dalam harapan palsu yang diberikan mendung.
Baca juga: kisah-inspirasi-hidup-induk-katak
Sekian kisah Asmara dari kami semoga terhibur.
Terimakasih telah berkunjung.
Baca juga: kisah-asmara-sedih-hatiku-masih-milikmu.
Sudah beberapa malam awan gelap menyelimuti langit. Seakan langit pun merasa hangat dibalut awan hitam itu. Hanya mendung yang memenuhi angkasa, sesekali terlihat garis-garis petir dipenghujung malam, hujan tak kunjung datang.
Lelah aku menanti, kapankah hujan akan datang?. Mendung hanya menjadi pemberi harapan palsu. Harapku hujan datang dengan deras, agar aku bisa menari bebas dengan air mata berderai di antaranya tanpa ada yang tahu.
Aku, Rania Anastasya. Seorang gadis yang beranjak dewasa. Diumurku yang sudah menginjak 23 tahun, aku masih saja terselut api kekecewaan karena cinta.
Beberapa hari yang lalu, sebelum awan mendung menyelimuti angkasa. Aku mengalami satu tragedi yang sampai kini tak bisa kulupa. Tragedi yang telah membungkam mulutku, tragedi yang telah meruntuhkan kecongkakanku.
Seorang pria yang ku kenal baik, yang telah lama kusimpan perasaan cinta kepadanya. Yang ku anggap diapun merasakan hal yang sama. Ternyata hanya seorang pendusta yang tak bertanggung jawab.
Dia Heri Gunawan, sahabatku sejak kecil. Telah lama aku memendam cinta, perasaan yang sulit kuungkapkan walaupun dia selalu disisiku.
Diapun memberikan sinyal yang sama.
Bukan sekali dia memperlihatkan rasa cemburunya saat aku dekat dengan pria lain.
Hampir setiap saat dia berusaha melindungiku.
Dialah orang yang selalu berada dibelakangku untuk mendukungku.
Aku salah, aku menganggapnya juga cintaku. Sehingga kuputuskan pria yang dijodohkan ibu dan ayahku hanya demi dia.
Pria yang taat agama dan berwibawa tak mampu alihkan pandangan dan cintaku kepada Heri. Si pria ugal-ugalan yang lebih mirip anak jalanan itu.
Cinta memang buta, aku merasakannya sendiri. Aku tak sanggup melihat Heri menderita. Aku juga akan melakukan segalanya hanya untuk membuat Heri betah disisiku.
Hal yang kudapatkan adalah kecewa. Saat tragedi itu menimpaku.
Heri yang kupuja ternyata hanyalah si pemberi harapan palsu. Mendekatiku hanya karena keperluan bisnis orang tuanya.
Memang ayahku dan ayahnya rekan kerja yang menjalin kemitraan bersama.
Dia membuatku semakin terperosok kedalam lembah cintanya. Dan saat aku berada dititik terendah dia hadirkan semua kenyataan bahwa cintanya milik gadis lain yang tak lain adalah sepupuku sendiri.
Hancur? Iya memang hatiku hancur.
Aku tak percaya bahwa dua orang yang sangat kucinta ternyata menusukku dari belakang.
Sakit? Apalagi.
Aku tak bisa gambarkan bagaimana kecewanya diri ini akan perlakuan mereka berdua.
Heri tak pernah tau, separuhku sudah berada padanya. Aku merasa kosong tanpa kehadirannya. Dan sepupuku itu. Dia tahu segalanya, dia tahu aku mencintai Heri. Dia tahu selama ini Herilah yang menjadi bahan curhatanku kepada dirinya. Bahkan dia tahu aku siap berikan seluruh hidupku untuk Heri.
Kenapa dia tega?
Karena Harta?
Itulah jawabannya.
Mereka mempermainkan aku dalam urusan politik.
Mereka jadikan aku kelinci percobaan untuk masalah cinta.
Aku tak berharap banyak, kekecawaan ini memang tak sanggup lagi ku utarakan dengan apapun. Pintaku kembalikan saja, separuhku yang telah pergi itu.
Agar aku bisa kembali normal dan tak menunggu hujan datang dalam harapan palsu yang diberikan mendung.
Baca juga: kisah-inspirasi-hidup-induk-katak
Sekian kisah Asmara dari kami semoga terhibur.
Terimakasih telah berkunjung.
0 Response to "Kembalikan Separuhku Yang Kau Bawa Pergi"
Post a Comment