SHADAQAH DAN BERSYUKUR
Sepenggal kisah renungan untuk kita semua.
Alkisah disebuah rumah yang sederhana, tinggallah sebuah keluarga. Haikal seorang anak yang masih berumur 10 tahun tinggal bersama kedua orang tuanya dirumah itu. Orang tua Haikal hanyalah seorang buruh tani. Namun begitu disegani oleh masyarakat sekitar.
Haikal duduk dibangku kelas 5 SD. Untuk anak seusianya, bermain masih menjadi prioritas utama. Namun, orang tua Haikal menegaskan tidak boleh main sebelum shalat. Haikal mematuhi kedua orang tuanya. Meski masih kecil Haikal tidak pernah lagi meninggalkan shalat fardhu nya.
Setelah pembagian raport semester ganjil. Haikal kelihatan begitu murung, dia merasa gagal dan kesal. Biasanya dari kelas 1 dia selalu menempati peringkat pertama, namun sejak ada pindahan murid baru di kelasnya, Haikal jadi kalah, dia mendapatkan peringkat ke 2.
Haikal pulang kerumahnya dengan muka masam. Diberinya salam namun tak ada yang menyahut. Dia tahu, kedua orang tuanya pasti masih bekerja di sawah dan ladang. Setelah berganti pakaian, Haikal menyusul ayah dan ibunya. Dari kejauhan Haikal berlari sambil menangis.
'' ibu! Ibu! '' teriak Haikal.
'' tunggulah disitu, Ibu dan ayah akan pulang sekarang '' jawab ibunya setengah berteriak.
Haikal menunggu ibu dan ayahnya, kemudian mereka pulang bersama kerumah. Sepanjang perjalanan Haikal hanya diam, tak mengucapkan sepatah katapun. Ibunya memperhatikan tingkah Haikal, tidak seperti biasanya Haikal begitu.
Sesampai dirumah,mereka membersihkan diri kemudian makan bersama, menunya hanya tempe goreng. Haikal menggerutu. ''Kenapa harus tempe lagi sih bu? Haikal bosan makan tempe. Sesekali Haikal ingin makan ayam atau daging. Pantas saja nilai Haikal bobrok, makanan yang Haikal makan tidak ada gizinya sama sekali. '' Haikal marah dan meninggalkan meja makan.
'' Haikal! Tidak boleh ngomong seperti itu, mau kemana kamu, ini habiskan dulu makananmu. ''
Ibunya hanya mampu mengelus dada. Haikal aneh hari ini. Biasanya walaupun dia bosan makan tempe, maka dia akan meminta ibunya mengganti menu dengan cara yang sopan dan lemah lembut.
'' biarkan saja bu! Setelah shalat ayahkan bicara dengannya'' jawab ayah Haikal menenangkan istrinya.
Kemudian ayah dan ibu Haikal shalat berjamaah, sedangkan Haikal shalat sendirian dikamarnya. Setelah shalat, ayah Haikal menghampirinya.
'' bagaimana nilai raportmu nak? ''
''aku kalah ayah, Laili mendapatkan peringkat 1 dan aku peringkat ke 2.'' gerutu haikal
'' Alhamdulillah .''
"kok Alhamdulillah sih yah?" tanya Haikal heran.
" bersyukurlah kamu masih mendapatkan peringkat, nanti , semester selanjutnya kamu tingkatkan lagi prestasimu."
Haikal hanya manggut-manggut mendengar perkataan ayahnya.
Untuk menghilangkan kesedihan Haikal, ayahnya berinisiatif mengajak Haikal ke kota. Liburan sambil mengajarkan arti kehidupan kepada anaknya itu. Haikal sangat gembira. Dia memeluk ayahnya dan berterimakasih.
Keesokan harinya Haikal dan sang ayah berangkat ke kota naik sebuah bus. Selama perjalanan, Haikal begitu riang menanyakan setiap hal kepada ayahnya.
Sesampainya dikota, Haikal dan ayahnya dilanda rasa lapar, kemudian mereka memutuskan untuk makan. Haikal meminta makan daging, ayahnya menuruti saja keinginan anaknya itu. Mereka masuk ke sebuah warung dan memesan dua porsi makanan yang lauknya adalah daging ayam. Dengan gembira Haikal memakan makanannya itu.
Sembari makan, Haikal melihat keadaan di depan warung. Di seberang jalan ada restaurant mewah. Banyak mobil-mobil berhenti disana.
Kemudian pandangannya tertuju kepada seorang anak yang sedang mengorek tempat sampah.
" ayah lihatlah itu? " sambil menunjukkan anak tadi.
Ayahnya tersenyum. Dan menjawab.
"dia mencari makan nak!"
"ayah, tolong katakan kepada pemilik warung untuk bungkuskan nasi''
"kenapa kal? Apa kamu ingin bawa pulang sebungkus nasi?''
'' tidak ayah, Haikal menginginkan nasi bungkus itu sekarang.''
Setelah mendapatkan sebungkus nasi, Haikal keluar dari warung itu dan menghampiri anak yang tadi dilihatnya, Haikal memberikan uang 20.000 dan menyodorkan sebungkus nasi untuk anak itu.
Ayahnya memperhatikan dari dalam warung. Dia menitikkan air mata haru atas perlakuan anaknya itu.
Baca juga: kesombongan menghancurkanmu.
Haikal dan ayahnya memutuskan untuk menginap di salah satu mesjid. Uang mereka tidak cukup untuk menyewa penginapan atau hotel. Haikal mulai menggerutu lagi.
''disini banyak nyamuk ayah, lebih nyaman dirumah kita, meskipun hanya rumah yang kecil dan sederhana.''
ternyata kejadian siang tadi tak membuat Haikal sadar untuk mensyukuri nikmat Tuhan Yang Maha Esa.
''baiklah kalau begitu kita pulang sekarang" sahut ayahnya dengan nada sabar.
Kemudian mereka berdua mencari bus,yang menuju ke arah kampung mereka. Alhamdulillah,masih ada bus yang beroperasi. Setelah menaiki bus, haikal merasa kantuk menghampirinya,dia tertidur di dalam pangkuan san ayah.
Haikal terbangun, dia melihat keluar jendela bus, masyaAllah. Banyak anak-anak seusianya yang tidur di kolom jembatan.mereka tidak punya rumah.
Saat itu memang hujan sangat deras, namun anak-anak jalanan itu kedinginan tanpa ada rumah yang mampu menaunginya. Haikal menangis,dan menyadari bahwa apa yang dimilikinya selama ini adalah anugerah dan nikmat yang tak terhingga.
Dia masih diberi kedua orang tua yang sangat menyayanginya, masih punya rumah untuk menaunginya, masih punya makanan untuk dimakannya,dan masih bisa bersekolah. Sedangkan banyak orang diluar sana tidak bisa merasakan nikmat itu.
Haikal tersadar, dia tidak bersyukur atas apa yg dia miliki selama ini. Dia membangunkan ayahnya dan menangis.
Meminta maaf kepada ayahnya, dan berjanji akan menjadi anak yang lebih bersyukur kedepannya.
Ayahnya bahagia, putra tercintanya tersadarkan.
Mereka sampai di tujuan, dikampung mereka, tinggal naik ojek sejauh 2 kilometer maka mereka akan sampai dirumah.
Saat menuruni bus, Haikal melihat seorang bapak-bapak yang menjajakan singkong. Saat itu jam sudah menunjukkan pukul 24:00 WIB. Bapak itu masih menawarkan singkongnya, tentu saja bapak itu membutuhkan uang sehingga selarut ini masih berjualan. Haikal meminta uang kepada ayahnya. Ayah Haikal hanya memiliki 20.000 uang yang tersisa untuk naik ojek.
"tidak apa kalau nanti kita jalan kaki ayah. Mungkin bapak itu lebih membutuhkan.'' Haikal menunjuk bapak penjaja singkong itu.
Haikal memberikan uang 20.000 kepada sang bapak, dan meminta agar singkongnya untuk bapak itu saja. Haikal dan keluarga mempunyai banyak singkong dirumah. Tentu singkong itu tidak akan terpakai jika dia mengambilnya.
Bapak itu berterimakasih kepada Haikal dan ayahnya.
Benar saja, anak bapak itu sakit, dia harus membawanya ke dokter. Namun tidak memiliki uang sama sekali, kemudian bapak itu memutuskan untuk menjual singkong yang seharusnya menjadi menu sarapan pagi keluarganya besok.
Dengan berterimakasih atas kebaikan Haikal dan ayahnya lalu sang bapak pamit.
Haikal dan ayahnya pun bergegas berjalan kaki kerumah mereka.
Pesan moral dari cerita ini:
1. Bersyukurlah atas apa yang kamu miliki, karena mungkin saja sesuatu yang kamu anggap hina,merupakan sesuatu yang berharga bagi orang lain.
''barang siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia tidak akan mampu mensyukuri sesuatu yang banyak". (H.R. AHMAD)
2. Bersyukurlah, maka nikmat Allah akan ditambahkan kepadamu.
" dan(ingatlah juga ), tatkala Tuhanmu memaklumkan: " sesungguhnya jika kamu bersyukur,pasti Kami akan menambah ( nikmat ) kepadamu".
( Q.S. IBRAHIM:7 )
3. Harta tidak akan berkurang dengan bersedekah.
'' Harta tidak akan berkurang dengan sedekah. Dan seorang hamba yang pemaaf pasti Allah tambahkan kewibawaan baginya." (H.R. MUSLIM )
Baca juga: sebungkus nasi untuk fahri sibatang kara
semoga dapat menjadi renungan hidup untuk kita semua.
Sekian
0 Response to "Seorang ayah mengajarkan arti kehidupan dengan shadaqah dan bersyukur"
Post a Comment